Rabu, 13 Agustus 2014

HUTAN BAKAU (MANGROVE)



Foto Hutan Mangrove

Hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu.
Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya abrasi tanah; salinitas tanahnya yang tinggi; serta mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi dan evolusi.
Salah satu fungsi utama hutan bakau atau mangrove adalah untuk melindungi garis pantai dari abrasi atau pengikisan, serta meredam gelombang besar termasuk tsunami. Di Jepang, salah satu upaya mengurangi dampak ancaman tsunami adalah dengan memasang Green Belt atau sabuk hijau hutan mangrove atau hutan bakau. Sedangkan di Indonesia, sekitar 28 wilayah di Indonesia rawan terkena tsunami karena hutan bakau sudah banyak beralih fungsi menjadi tambak, kebun kelapa sawit dan alih fungsi lain.

Sabtu, 09 Agustus 2014

Kelautan


Untuk potensi kelautan wilayah Sambiroto sendiri yaitu tambak, perikanan tangkap, mangrove, pengeringan ikan, pemisahan daging rajungan, pembuatan ikan dero.
  • Tambak
Tambak didesa berupa tambak bandeng dan Udang, paling banyak yaitu tambak bandeng. Setiap hari ada bandeng yang dipanen. Jika terjadi gagal panen bandeng kemungkinan disebabkna oleh cuaca, karena pada musim kemarau air tambak menjadi pahit. Sedangkan tambak udang saat ini jumlahnya sedikit, sering juga terjadi gagal panen. Gagal panen udang disebabkan dulunya tambak udang setelah dipanen lalu dikeringkan dan setelah pengeringan tambak ditaburi dengan kapur atau gamping sehingga terlalu banyak akumulasi kapur pada tambak saat ini yang menyebabkan udang mengalami kematian. Untuk Jenis Udang yang dibudidaya sendiri adalah udang windu (P. Monodon). Warga setempat memiliki tambak sekitar 2-3 petak tiap orangnya.  
Foto 1 : mahasiswa KKN Undip sedang bertanya mengenai tambak kepada salah satu pemilik tambak di desa Sambiroto

Foto 2 : mahasiswa KKN Undip sedang memanen bandeng di areal tambak penduduk

Foto 3 : mahasiswa dan penduduk setempat memanen bandeng di areal tambak
  • Perikanan Tangkap
Komoditi utama perikanan tangkap adalah 3 jenis udang yaitu udang putih, udang bago dan udang dogol. Alat yang digunakan untuk menangkap adalah jaring udang. Nelayan tidak menggunakan alat yang merusak lingkungan contohnya jaring pukat karena nantinya ikan atau udang segala ukuran dapat terambil. Dulu  pernah ada nelayan yang melaut di daerah desa menggunakan jaring pukat tapi tertangkap oleh nelayan setempat kemudian kapal nelayan tersebut dibakar oleh warga. Jumlah tangkapan nelayan perharinya konstan, artinya jumlah tangkapan setiap harinya hampir sama.
  • Mangrove atau bakau
Mangrove ditanam pada daerah ujung yang berbatasan langsung dengan pantai dan substrat pantainya berlumpur. Penanaman mangrove sendiri dibantu oleh Badan Lingkungan Hidup atau BLH. Untuk jenis mangrove yang ditanam sendiri berjenis Soneratia dan Rizhopora. Soneratia ditanam langsung pada daerah pantai berlumpur sedangkan untuk penanaman Rhizophora khusus pada tambak di dekat pantai.

  • Pengambilan daging rajungan,
Untuk rajungan sendiri didapatkan dari perairan setempat dengan harga perkilo rajugan berkisar antara Rp 60.000,- hingga Rp 70.000,-. Daging yang telah diambil kemudian dibungkus dan selanjutnya akan diekspor. Sedangkan untuk limbah cangkang kepiting sudah ada yang mengambilnya.

Tentang Desa Sambiroto



Kesehatan
Di desa ini terdapat Puskesmas dan Polides. Masalah kelahiran ditangani oleh bidan desa. Ada dukun bayi tapi dukun bayi bertugas setelah bayi lahir.
Terdapat juga rumah sakit Kristen, tapi terbengkalai karena 3 tahun tidak membayar pajak karena orang yang sakit sedikit. Dan si desa ini pada musim hujan sering terjadi Demam Berdarah. Jaminan kesehatan yang ada antara lain Jamkesmas, BPJS, Jamkessos

Hukum 
Sering terjadi tawuran antar warga, biasanya pemuda. dan biasanya dilaporkan ke pihak yang berwajib jika tidak ada kata perdamaian.

Pendidikan

Di desa Sambiroto sedikitnya ada Madrasah, SD, TPQ, TK  dan SMP.
Tingkat pendidikan desa masih sangat kurang. karena mayoritas penduduk merupakan nelayan maka anak anak tersebut diajak orang tuanya untuk melaut. Warga biasanya lebih memilih menyekolahkan anak mereka ke Madrasah daripada ke sekolah dasar, karena agamanya kuat. Meskipun begitu, tingkat pendidikan nelayan desa ini mayoritas maksimal tingkat SMA.


Sosial
Untuk bidang sosial, tingkat kerukunan warganya baik. Juga sering diadakan arisan warga dan arisan PKK. Warga memiliki solidaritas tinggi, misalnya ada Nelayan yang meninggal maka semua warga melayat, dan jika masih ada yang tetep melaut nantinya akan dikecam nelayan lain. Selain itu juga terdapat gotong royong penduduk yang dilaksanakan setiap 3 bulan sekali. Dan pada perayaan 17 Agustus biasanya ada lomba lomba antar RT, pembentukan paguyuban RT dan rapat RT tiap 2 bulan sekali. Tiap RT memiliki alat kematian sendiri seperti kursi dll. Sudah ada karang taruna tapi karang taruna kurang mengena ke pemudanya.

Ekonomi
Untuk sektor ekonomi, masyarakat desa Sambiroto memiliki kelompok-kelompok kecil usaha yang umumnya usaha perikanan. Hal ini dikarenakan UMKM dan KUD di desa ini belum ada.