Sabtu, 09 Agustus 2014

Kelautan


Untuk potensi kelautan wilayah Sambiroto sendiri yaitu tambak, perikanan tangkap, mangrove, pengeringan ikan, pemisahan daging rajungan, pembuatan ikan dero.
  • Tambak
Tambak didesa berupa tambak bandeng dan Udang, paling banyak yaitu tambak bandeng. Setiap hari ada bandeng yang dipanen. Jika terjadi gagal panen bandeng kemungkinan disebabkna oleh cuaca, karena pada musim kemarau air tambak menjadi pahit. Sedangkan tambak udang saat ini jumlahnya sedikit, sering juga terjadi gagal panen. Gagal panen udang disebabkan dulunya tambak udang setelah dipanen lalu dikeringkan dan setelah pengeringan tambak ditaburi dengan kapur atau gamping sehingga terlalu banyak akumulasi kapur pada tambak saat ini yang menyebabkan udang mengalami kematian. Untuk Jenis Udang yang dibudidaya sendiri adalah udang windu (P. Monodon). Warga setempat memiliki tambak sekitar 2-3 petak tiap orangnya.  
Foto 1 : mahasiswa KKN Undip sedang bertanya mengenai tambak kepada salah satu pemilik tambak di desa Sambiroto

Foto 2 : mahasiswa KKN Undip sedang memanen bandeng di areal tambak penduduk

Foto 3 : mahasiswa dan penduduk setempat memanen bandeng di areal tambak
  • Perikanan Tangkap
Komoditi utama perikanan tangkap adalah 3 jenis udang yaitu udang putih, udang bago dan udang dogol. Alat yang digunakan untuk menangkap adalah jaring udang. Nelayan tidak menggunakan alat yang merusak lingkungan contohnya jaring pukat karena nantinya ikan atau udang segala ukuran dapat terambil. Dulu  pernah ada nelayan yang melaut di daerah desa menggunakan jaring pukat tapi tertangkap oleh nelayan setempat kemudian kapal nelayan tersebut dibakar oleh warga. Jumlah tangkapan nelayan perharinya konstan, artinya jumlah tangkapan setiap harinya hampir sama.
  • Mangrove atau bakau
Mangrove ditanam pada daerah ujung yang berbatasan langsung dengan pantai dan substrat pantainya berlumpur. Penanaman mangrove sendiri dibantu oleh Badan Lingkungan Hidup atau BLH. Untuk jenis mangrove yang ditanam sendiri berjenis Soneratia dan Rizhopora. Soneratia ditanam langsung pada daerah pantai berlumpur sedangkan untuk penanaman Rhizophora khusus pada tambak di dekat pantai.

  • Pengambilan daging rajungan,
Untuk rajungan sendiri didapatkan dari perairan setempat dengan harga perkilo rajugan berkisar antara Rp 60.000,- hingga Rp 70.000,-. Daging yang telah diambil kemudian dibungkus dan selanjutnya akan diekspor. Sedangkan untuk limbah cangkang kepiting sudah ada yang mengambilnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar