Untuk potensi kelautan wilayah Sambiroto sendiri yaitu tambak, perikanan tangkap, mangrove, pengeringan ikan, pemisahan
daging rajungan, pembuatan ikan dero.
Tambak didesa berupa tambak
bandeng dan Udang, paling banyak yaitu tambak bandeng. Setiap hari ada bandeng
yang dipanen. Jika terjadi gagal panen bandeng kemungkinan disebabkna oleh
cuaca, karena pada musim kemarau air tambak menjadi pahit. Sedangkan tambak
udang saat ini jumlahnya sedikit, sering juga terjadi gagal panen. Gagal panen
udang disebabkan dulunya tambak udang setelah dipanen lalu dikeringkan dan
setelah pengeringan tambak ditaburi dengan kapur atau gamping sehingga terlalu
banyak akumulasi kapur pada tambak saat ini yang menyebabkan udang mengalami
kematian. Untuk Jenis Udang yang dibudidaya sendiri adalah udang windu (P. Monodon).
Warga setempat memiliki tambak sekitar 2-3 petak tiap orangnya.
|
Foto 1 : mahasiswa KKN Undip sedang bertanya mengenai tambak kepada salah satu pemilik tambak di desa Sambiroto |
|
Foto 2 : mahasiswa KKN Undip sedang memanen bandeng di areal tambak penduduk |
|
|
Foto 3 : mahasiswa dan penduduk setempat memanen bandeng di areal tambak |
|
Komoditi utama perikanan tangkap adalah
3 jenis udang yaitu udang putih, udang bago dan udang dogol. Alat yang
digunakan untuk menangkap adalah jaring udang. Nelayan tidak menggunakan alat
yang merusak lingkungan contohnya jaring pukat karena nantinya ikan atau udang
segala ukuran dapat terambil. Dulu
pernah ada nelayan yang melaut di daerah desa menggunakan jaring pukat
tapi tertangkap oleh nelayan setempat kemudian kapal nelayan tersebut dibakar
oleh warga. Jumlah tangkapan nelayan perharinya konstan, artinya jumlah
tangkapan setiap harinya hampir sama.
Mangrove ditanam pada daerah
ujung yang berbatasan langsung dengan pantai dan substrat pantainya berlumpur. Penanaman
mangrove sendiri dibantu oleh Badan Lingkungan Hidup atau BLH. Untuk jenis mangrove
yang ditanam sendiri berjenis Soneratia dan Rizhopora. Soneratia ditanam
langsung pada daerah pantai berlumpur sedangkan untuk penanaman Rhizophora khusus
pada tambak di dekat pantai.
- Pengambilan
daging rajungan,
Untuk rajungan sendiri didapatkan
dari perairan setempat dengan harga perkilo rajugan berkisar antara Rp 60.000,-
hingga Rp 70.000,-. Daging yang telah diambil kemudian dibungkus dan selanjutnya
akan diekspor. Sedangkan untuk limbah cangkang kepiting sudah ada yang
mengambilnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar